Jumat, 20 Juli 2018

Try to Love What We Start

Jadi mahasiswa Ilkom itu susah susah gampang. Susahnya gini, apalagi aku dari SMA dulunya. Memulai untuk koding dan lain sebagainya, itu seperti belajar bahasa alien. Ekspektasi kadang terlalu tinggi, padahal hal yang paling mudahnya saja sudah bikin pusing. Itu kesan pertama. Namun seiring berjalannya waktu, aku sadar. Bahwa menjadi mahasiswa Ilkom bukan sekadar tentang belajar dan ngoding. Tapi soal karakter yang secara tidak langsung akan membentuk diri kita sebagai seorang mahasiswa Ilkom. Adalah ulet dan teliti. 

Dua sifat itulah yang perlahan akan muncul jika sebelumnya tidak ada. Bayangkan dari ribuan kodingan syntax-syntax bahasa alien, salah satu koma saja apalagi salah menggunakan syntax. Program yang dibuat error. Memang kalau menggunakan IDE yang modern, error itu mudah ditemukan. Namun bukan soal errornya di mana, melainkan bagaimana mencari jalan keluarnya. Seringkali kita harusmembuat berbagai percobaan sebelum akhirnya bisa menyelesaikan sebuah error. Padahal, suatu program yang dibuat, tidak mungkin, apalagi dibuat oleh seorang pemula, hanya memiliki sebuah error saja. Mitos. Error masih banyak. Dan di sinilah, sifat ulet dan teliti sangat berguna.

Teliti dalam menuliskan syntax, agar tidak keliru menggunakan syntax yang lain. Ulet, mencari dan memperbaiki kesalahan dari program yang ditulis. Berulang-ulang. Kembali merangkai algoritma yang berbeda. Mencoba mengganti struktur yang lebih efektif efisien. Dan lain sebagainya. Duh... semakin berat jadinya. Lupakan sejenak.....

Kadang makanya muncul orang-orang yang berpikiran bahwa mereka salah masuk jurusan. Kalau itu aku, aku akan bilang: barangkali aku belum mencintainya saja. Jadi, apapun jurusanku aku tidak bisa menikmatinya. Aku hanya perlu berjuang dan mencoba mencintai semua yang sudah kumulai. Iya kan? Setidaknya selesaikan apa yang kita pilih untuk dimulai.

Ngomong-ngomong soal ngoding dan bikin program. Akubelum jago. Sama sekali belum jago.  Padahal aku udah di penghujung semester 2. Tinggal nunggu hasil saja Yudisium keluar dan berganti ke semester 3. Namun belum ada satu programpun yang benar-benar selesai aku buat. Semuanya bercecer, nggak ada yang selesai. Serba setengah. Padahal teman di kosan, seangkatan denganku, ia sudah dua tiga kali bisa bertengger menjadi barisan juara di ajang kekomputeran dan robotik. Aku sering malu. Aku minder. Dan hanya bisa menyayangkan diriku sendiri.

Ah... sudahlah. Aku takkan berlarut. Dan sepertinya sekian dulu curhatanku ini. Aku nggak berharap kalian baca atau berkomentar. Karena kubuat blog ini, setengah hati membuang beban pikiran. Nggak. Terlalu lebay sih. Nggak begitu. Cuma karena aku suka nulis aja sih. Dan soal curhatan ringan semacam ini, aku males bersusah payah menggunakan energi untuk ngomong. Siapa juga yang mau dengerin, kan?

Salam,
D.D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar